25 Nov 2014

Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain

Dadang manusia setengah tempe mendoan sedang mencoba peruntungannya di dunia ini, sebenernya dadang seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, dadang biasa kekampus dengan menaiki kuda jingkrak bewarna merah dan ditangan kirinya membawa pecut sambil membawa pecahan kaca buat cemilannya. Seperti biasa dadang pergi kekampus, dengan rambut yang mengkilap dan penuh cahaya, rambut dadang selalu dikasih minyak rem dulu sebelum kekampus makanya rambutnya ga kalah sama gigi emasnya juragan toge belanda.


Sebenernya dadang lagi merantau, tinggal disalah satu kos-kosan yang tempatnya berada dipinggiran jigong. Kos-kosan dadang ini memang tempatnya asik, disana banyak pohon yang biasa dipake sama dadang nyari kutu sambil gelantungan, kamar mandi dikosannya didalam loh, biasanya kalo mahasiswa nyari kos-kosan yang murah dan selalu mencari kamar mandi diluar supaya kamarnya luas, tapi ini kamar mandinya dadang didalam dan kamarnya pun diluar.

Dikampus dadang memang orang yang pendiam dan cukup sulit untuk bergaul, bahkan teman 1 kampusnya pun bisa diitung dengan biji. Dari beberapa biji temannya itu, dia punya teman yang sangat dekat, bahkan saking dekatnya bisa kaya biji salak. Misro adalah temennya dadang, dimana ada misro disitu pasti ada dadang. Biasanya misro itu selalu dekat dengan combro tapi entah kenapa sekarang sama dadang. Dasar biji!

Lagi ga ada mata kuliah, dadang dan misro pun pergi melancong kesuatu tempat yang biasa mereka jadikan tempat tongkrongan. Mereka biasa nongkrong itu diatas pasir, kalo udah nongkrong pasti itu pasir bakalan ditendang-tendang biar ga kecium bau mereka abis nongkrong.

Sedang asik-asiknya nongkrong tiba-tiba sesosok bapak-bapak datang menghampiri mereka. Entah kenapa bapak-bapak itu datang menghampiri, apa karena sedang berantem sama istrinya gara-gara ulekan istrinya dipake buat tusuk gigi. Bapak-bapak itu pun mengeluarkan suara yang ngebass-bass becek.

"Lo lagi pada ngapain disini tong? ga ada kerjaan emangnya?" bapak-bapak itu bertanya pada mereka.

dadang yang mukanya kaya tempe mendoan mulai menjawab apa yang bapak-bapak tanya itu.
"Ada pak, ini kerjaan saya kalo lagi ga ada jam kuliah. Nih bapak bisa liat sendiri kan saya sama misro lagi bikin kembang pasir."

"Oh lo masih kuliah tuh tong, lancar ga kuliah lo tong?" sama kaya bapak-bapak yang lainnya pasti selalu kepo, keponya bapak-bapak pun ga kalah hebatnya sama orang yang lagi jatuh cinta. Jatuh aja kepo gimana bangunnya.

"Emm..emm.. lancar kok pak, lancaaar kaya tol jakarta dipagi hari senin." suara misro pun keluar dengan terbatah-batah, misro kalo bicara pasti selalu ada tajwidnya tapi kenapa sekarang dia terbatah-batah. Mungkin karena melihat ketampanan bapak-bapak ini seperti malih tongtong.

"Itu lancaaar apanya toooong? lo jadi anak kuliahan aja kaga bener, apa lagi kalo lo jadi anaknya mammoth langsing tong. Mendingan dari pada lo nongkrong-nongkrong ga jelas gini, coba gunain waktu kosong lo sama hal-hal yang bermanfaat tong, kasihan tong orang tua lo udah cape-cape nyari duit buat ngebiayain lo kuliah tapi lo kaya gini. Lo coba cari kerja aja sana tong, iya kerja apa aja yang penting halal, lo bisa jualan sempaknya superman atau bahkan lo bisa jual bulu keteknya samson. Jangan buang waktu lo dengan sia-sia tong, pikirin masa depan lo dari sekarang juga, lo ga mau kan tong kalo dimasa depan nanti hidup lo ga sesuai yang lo mau?" omongan bapak-bapak itu yang panjang melebihi panjangannya tembok besar cina pun keluar dari mulutnya. Itu bukan sekedar omongan aja, banyak makna yang terdapat dari kata-kata itu.

Dadang dan misro pun akhirnya memikirkan omongan itu, emang bener itu omongan kalo dadang dan misro selalu melakukan hal-hal yang ga berguna.
"Iya pak, saya memang seperti itu, selalu memakai waktu dengan hal-hal yang ga berguna. Saya akan mulai berubah pak agar hidup saya lebih berwarna dan tidak menjadi orang yang menyusahkan orang tua lagi ataupun orang lain." keluarlah suara dadang yang lemah lembut gemah ripah loh jinawi.

Percakapan singkat itu pun membuat dadang dan misro sadar untuk berubah menjadi manusia cheetah dengan kekuatan bulan. Hidup dadang dan misro sangat berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya semenjak percakapan bersama bapak-bapak entah itu siapa namanya, datang dari mana, sedang apa, dan dimana. 

Perkataan yang muncul entah dari siapa pun, mau dari bapak-bapak, ibu-ibu, kakek/nenek, anak kecil, om, tukang baso, tukang fly fox kabel listrik ataupun tukang tukangan dan siapapun itu, Lo harus menghargainya jangan karena dia tidak lebih baik dari lo maka lo ga peduli dengan perkataannya. Lo harus menghargai perkataan yang diucapkan untuk lo, siapa tau itu perkataan bisa membuat motivasi lo supaya bisa hidup lebih baik lagi.

Sesama makhluk hidup itu harus saling menghargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...